Kota Amoria (Amorium) adalah salah satu kota yang paling penting bagi Kekaisaran Byzantium kala itu selain ibukota mereka. Amoria merupakan kota kelahiran wangsa kekaisaran mereka kala itu, Kaisar Theopilos dan para kakeknya berasal dari kota Amoria itu sendiri. Kota ini merupakan kota dengan pertahanan yang sangat kuat dan armed to the teeth (maksudnya tidak ada satu celah pun yang tanpa pertahanan).
Kala itu, Kaisar Theopilos dan kaisar-kaisar sebelumnya berhasil mengalahkan pasukan Abbasiyah dan berhasil memporak-porandakan beberapa kota, para lelaki dibantai, anak-anak kecil dijadikan budak, sementara para muslimah dijadikan budak diperkosa seluruhnya.
Kejadian ini melahirkan dendam di dada kaum muslimin kala itu, kebencian dan kemarahan terhadap Byzantium tak bisa lagi dielakkan, dan ketika kesempatan telah tampak, bangkitlah kaum muslimin untuk membalaskan kemarahan mereka. Kemarahan kaum muslimin ini dikomandoi langsung oleh Al-Mu'tashim, seorang khalifah yang terkenal baik, dermawan, bersifat keras namun ia juga ksatria.
Pada suatu hari, ketika Al-Mu'tashim berhasil menghabisi sekte sesat Khurramiyyah datang kepadanya seorang muslimin yang mengabarkan sebuah berita kepada Mu'tashim. Ia bercerita bahwa ia baru saja kembali dari Amoria dan disana ia melihat ada seorang wanita yang juga masih bagian dari keluarga Nabi (Alawiyah) sedang disiksa, dilecehkan, dan dipermalukan. Wanita itu bernama Sharrah Al-Alawiyyah, Sharrah kala itu terus saja berteriak "وا معتصماه" (Wahai Mu'tashim!) dengan keras hingga membuat pilu siapapun yang mendengarnya. Ketika itu orang Romawi menertawainya dan mengatakan bahwa Mu'tashim tak akan mendengar dan datang, apalagi berbuat apa-apa.
Laporan orang tadi benar-benar membuat Mu'tashim murka dan marah besar, ia juga berteriak di dalam istananya sendiri "لبيكِ يا أختاه" (Aku datang wahai saudariku!), maka dia langsung menyegerakan persiapan pasukan dan bergerak menuju Amoria membawa 200.000 mujahid untuk menjemput Sharrah serta menggempur kota Amoria "Yang Tak Terkalahkan".
Kemarahan kaum Muslimin ketika itu benar-benar memuncak, hati mereka panas bagaikan api dan tatapan mereka tajam bak mata tombak, gempuran kaum muslimin datang bagaikan ombak lautan yang tak pernah berhenti. Dan ketika Al-Mu'tashim beserta pasukannya setelah berhasil menjebol pertahanan mereka langsung meluluh lantahkan Amoria hingga kota itu hilang dari peta. Kejatuhan Amoria benar-benar tusukan belati yang tajam ke dalam jantung Romawi yang membuat Romawi menjadi lemah dan jalan menuju Konstantinopel menjadi terbuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar