Perlu diketahui, bahwa sabar yang menjadikan seseorang mendapatkan ganjaran pahala adalah sabar ketika di AWAL MUSIBAH dan inilah yang dinamakan sabar sebenarnya.
Adapun jika seseorang menghadapi musibah, langsung dengan amarah dan tidak ridho pada takdir Allah, namun setelah itu dia menahan diri dan bersabar karena mungkin mendapatkan nasehat atau yang lainnya, maka ini bukanlah sabar yang sebenarnya.
Maka dari itu Sabar diwajibkan sejak awal ditimpa musibah, bukan belakangan setelah musibah selesai dan lisan telah mengeluh serta hati tidak terima. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam .
“Sesungguhnya, sabar itu ketika awal tertimpa musibah.” (HR Bukhari).
Selain sebuah kewajiban, bersabar juga merupakan bagian dari kesempurnaan iman, sebagaimana Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu Anhu mengatakan, “Sabar dan iman bagaikan kepala pada tubuh manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna) jika seseorang tidak memiliki kesabaran.” (Bahjatul Majalis wa Ansul Majalis).
Karena itu, bersabar dan tetap bersyukur kepada apa yang telah diberikan Allah Subhanahu wa ta’ala menjadi kunci untuk meredam amarah atas musibah. Sebab, Allah pun tak akan memberikan ujian di luar kemampuan hamba-Nya.
Sabar Itu Indah Jika diresapi
Sabar itu nikmat jika dihayati
Dan Sabar itu solusi setelah kita menghadapi dengan keyakinan yg tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar