Jumat, 12 Agustus 2022

Penantian

 


Waktu sendiri adalah kesempatan untuk menjadi wanita yang berkualitas sebelum menikah, karena setelah menikah akan banyak waktu tersita untuk melayani keluarga. Maka dari itu manfaatkanlah waktu menanti, jangan sampai lalai dan menjadi sakit karena terjatuh dilema asmara.

Penyair berkata :

"Menuntut ilmu dengan baik) tidak akan bisa dicapai oleh orang yang banyak keluarga serta berkedudukan tinggi. Hanya orang yang sedang sendirian yang mampu mencapainya." (Syarah kitab Hilyah Thalibil ‘ilmi hal. 108 oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-`Utsaimin).

Ketika kita dikaruniai waktu yang luang dan kesempatan gunakan sebaik mungkin dan janganlah menundanya.

Nabi shallallahu’alaihi wasallam bersabda:

اِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, (1) Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, (2) Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, (3) Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, (4) Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, (5) Hidupmu sebelum datang matimu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya [4/341]. Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Wahai muslimah, penantianmu tidak akan sia-sia jika kau menanti dengan ilmu. Banyak hal yang perlu dilakukan  sebelum menikah. Kesempatan untuk memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal menikah.

Janganlah menanti menjadikanmu sibuk bertanya sampai lupa menghabiskan waktu dalam ketaatan.

“Mimpimu tinggi namun sujudmu kurang rendah. Permintaanmu beribu-ribu namun sujudmu terburu-buru.”

 


Ikhlaskan beribadah kepada Allah. Rendahkan diri di hadapan-Nya. “Sujudlah dan dekatkanlah (dirimu kepada Tuhan).” (QS. Al-‘Alaq: 19) Sampaikan permohonan kita dalam sujud.

Karena sesungguhnya, hanya Dialah yang mampu mengabulkan impian dan doa-doa kita. “Adapun (di waktu) sujud maka bersungguh-sungguhlah untuk berdo’a pada-Nya, karena pantas untuk dikabulkan doamu (pada waktu itu).” (HR. Muslim)

Diriwayatkan dari Rabi'ah bin Ka’ab, “Aku menginap bersama Nabi ﷺ dan membantu beliau untuk menyiapkan air wudhunya dan kebutuhan lainnya.

 Kemudian Rasulullah bersabda, ‘Mintalah sesuatu kepadaku.’ Aku menjawab, ‘Aku mohon agar bisa menemanimu di surga.’ Beliau menjawab, ‘Bukan lainnya?’ Aku berkata, ‘Hanya itu saja.’ Lalu, Nabi ﷺ bersabda, ‘Bantulah aku untuk dirimu dengan memperbanyak shalat.”

(HR. Ahmad, Muslim, An-Nasai, & Abu Dawud). 

Sebuah impian tertinggi Rabi’ah ra. yang bisa dikabulkan dengan memperbanyak ruku’ dan sujud saat shalat.


Kamu harus kuat. Teruslah rajut kesabaran. Kisah hidupmu di dunia belum selesai Nanti juga akan ada akhirnya. 

Mungkin belum sekarang. Percuma kamu bertanya kapan ujian ini akan berakhir. Karena Allah merahasiakannya.

Bukan berarti Allah gak sayang sama kita.

Tapi Allah mau kita menjadi hamba-Nya yang bertawakal. Yang menyerahkan segalanya kepada Allah. 

Yang ikhlas dosanya digugurkan lewat ujian. 

Yang mungkin gak nyaman jika dirasakan dengan perasaan. Namun manis dan sangat indah jika di hayati oleh iman. 

Kamu harus kuat. Rajut lagi kesabarannya . 

Jangan putus asa jika ujian yang ini belum selesai juga.

Pasti ada banyak hikmah setelahnya.

Ujian inipun nantinya In Syaa Allah akan kita syukuri hadirnya.

Tiap ujian adalah tempaan baru untuk melatih kita menjadi hamba Allah yang paling bahagia didalam Surga.

Karena banyaknya ujian yang datang. Dan kita pandai menangkap peluang pahala. Selama ujian di dunianya berlangsung maka jangan terpuruk dan jangan banyak mengeluh ketika diuji.

Ya . . Aku tau rasanya berat. Sedih. Manusiawi. Tapi jangan sampai membuatmu putus asa dan sedih berkepanjangan. Menangis sekedarnya. Sedihnya jangan terlalu lama. Bukankah masih banyak hal yang Allah berikan berupa kenikmatan yang bisa kita syukuri.

Ayolah . . Jangan terlalu fokus sama hal gak enaknya. At least Allah masih kasih kita hidup,

Tandanya masih ada kesempatan untuk menambah pahala.

Setiap perih hatimu dalam sabar . . 

In Syaa Allah jadi pahala.. 

Gak mungkin ujian yang ini gak selesai. 

Jalani saja dengan sabar. 

Dan kakukan banyak amal shalih selama ujiannya berlangsung. Nanti juga ujiannya berlalu, Hanya saja sungguh rugi bila kita diuji namun tidak mampu menangkap peluang pahala 

Yang banyak selama ujian berlangsung.

Tambah shalatnya, Dzikirnya, Sedekahnya, Baca Al Qur'anbnya. Amal shalihnya.

Allah menyaksikan . . . .

 " Hambaku yang ini sedang diuji,

Tapi hari-harinya selalu berjuang menambah amal shalih ".

Tidakkah kita ingin namanya disebut-sebut diatas langit dan dirindukan oleh Surga ?

Bukankah akhir dari semua ini masuk kedalam Surga 

Maka kuatkan dirimu !

Kisahmu belum berakhir. Ini masih di dunia . .

Ujian akan terus ada sampai kita meninggal dunia. Tidak akan berat karena Allah tak akan menguji diluar kemampuan kita.


Tukang Batu Yang Tangannya Dicium Rasulullah

 


Suatu ketika Rasulullah baru tiba dari Tabuk, yaitu lokasi peperangan dengan bangsa Romawi yang kerap menebar ancaman pada kaum muslimin. Banyak sahabat yang ikut serta dalam peperangan ini. Tidak ada yang tertinggal, kecuali orang-orang yang berhalangan dan ada uzur.

Saat mendekati kota Madinah di salah satu sudut jalan, Rasulullah berjumpa dengan seorang tukang batu. Ketika itu Rasulullah melihat tangan si tukang batu tersebut melepuh, kulitnya merah kehitam-hitaman seperti terpanggang matahari.

Sang manusia Agung itupun bertanya, “Kenapa tanganmu kasar sekali?”

Si tukang batu menjawab, “Ya Rasulullah, pekerjaanku ini adalah membelah batu setiap hari, dan dari belahan batu itulah aku jual ke pasar. Hasilnya kugunakan untuk memberi nafkah keluargaku, karena itulah tanganku menjadi kasar."

Mendengar ucapan itu, Rasulullah lalu menggenggam tangan si tukang batu dan menciumnya seraya bersabda,

“Hadzihi yadun la tamatsaha narun abada". "Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya."

Adapun Rasulullah tidak pernah mencium tangan para Pemimpin Quraisy, tangan para Pemimpin Khabilah, Raja atau siapapun. Sejarah mencatat, hanyalah tangan putrinya Fatimah Az Zahra dan si tukang batu itulah yang tangannya pernah dicium oleh Rasulullah. 

Padahal tangan si tukang batu tersebut kondisi telapaknya sudah melepuh, kasar dan kapalan, karena bekerja keras membelah batu setiap hari. Namun, Rasulullah menilai tangan itu begitu mulia di hadapan Allah. 

Diriwayatkan pula, ada seorang laki-laki yang melintas di hadapan Rasulullah. Orang itu dikenal sebagai pekerja keras yang giat dan tangkas.

Para sahabat kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, andai kami bekerja keras seperti yang dilakukan orang itu, dapatkah digolongkan jihad di jalan Allah (Fi sabilillah), maka alangkah baiknya.”

Mendengar hal itu Rasulullah pun menjawab, “Kalau ia bekerja untuk menghidupi anak-anaknya yang masih kecil, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk menghidupi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka itu fi sabilillah; kalau ia bekerja untuk kepentingan dirinya sendiri agar tidak meminta-minta, maka itu fi sabilillah.” (HR Thabrani)

Itulah kisah si tukang batu, yang profesinya mendapat apresiasi langsung dari Rasulullah. Adapun Islam memandang orang-orang yang pasif dan malas bekerja, sesungguhnya mereka tidak menyadari bahwa telah kehilangan sebagian dari harga dirinya, dan lebih jauh lagi mengakibatkan kehidupannya menjadi mundur. Rasulullah amat prihatin terhadap sikap para pemalas.

Sebagaimana firman Allah,

”Maka apabila telah dilaksanakan shalat, bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”. (QS. Al-Jumu’ah 10)

”Dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan, supaya kamu menjalani jalan-jalan yang luas di bumi ini”. (QS Nuh19-20)

”Siapa saja pada sore hari bersusah payah dalam bekerja, maka sore itu ia diampuni”. (HR. Thabrani dan lbnu Abbas)

”Tidak ada yang lebih baik bagi seseorang yang makan sesuatu makanan, selain makanan dari hasil usahanya. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud, selalu makan dari hasil usahanya”. (HR. Bukhari)

”Sesungguhnya di antara dosa-dosa itu, ada yang tidak dapat terhapus dengan puasa dan shalat”. Maka para sahabat pun bertanya: “Apakah yang dapat menghapusnya, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: ”Bersusah payah dalam mencari nafkah.” (HR. Bukhari)

”Barangsiapa yang bekerja keras mencari nafkah untuk keluarganya, maka dia sama dengan pejuang di jalan Allah ‘Azza Wa Jalla”. (HR. Ahmad)

Demikianlah sebagian kecil tentang kisah teladan islami. Kisah yang menggambarkan usaha keras dari si tukang batu untuk bekerja mencari nafkah bagi keluarganya, agar kita dapat memahami dan semakin giat dalam mencari rizki Allah yang halal lagi berkah, serta banyak bertebaran di muka bumi ini.


TERIMA KASIH ATAS HATIMU

 


Butuh sabar dan lapang hati..

Butuh tirakat tiada henti..

Butuh jutaan doa..

Butuh kurikulum ikhlas seumur hidup.. 

Dan perlu senyuman tulus setiap waktu..

Itulah daftar resep yang saya paksa untuk selalu bisa saya lakukan dan mendampingi SiJum.

Membangun dan Menjaga SiJum selama lebih dari 6 tahun bukan sesuatu yang bisa dilakukan sambil rebahan dan tutup mata. Tidak pula semudah membalikkan telapak tangan seperti pikiran kebanyakan orang.

Saya selalu ingat pesan guru saya..

Pesantren itu dibangun bukan dengan bangunan dan tanah luas. Tapi dibangun dengan riyadhoh (tirakatnya) sang pendiri dan keikhlasan para pengajarnya.

Spirit itu yang saya gunakan untuk membangun SiJum.

Bukan kantornya yang kami percantik..

Bukan gedungnya yang kami pikirkan..

Tapi bagaimana caranya agar kami terhubung dan tersambung dengan hatinya kawan-kawan semua.

Sampai akhirnya Alloh berikan kemudahan, SiJum (Yayasan Nasi Jumat Indonesia) yang dulunya berbentuk komunitas, telah tersebar di ratusan kota di Indonesia.

Ada lebih dari 500an dapur yang masak tiap pekan untuk memberikan sajian makan siang cuma-cuma dengan menu terbaik untuk para jama'ah sholat di masjid-masjid. 

Selain itu adalah pula para dhuafa, yatim, santri, lansia, buruh harian, pedagang asongan, pekerja jalanan dan banyak elemen lain yang akhirnya bisa Yayasan SiJum layani.

Tentu ini bukan kerja saya sendiri..

Ada kawan-kawan RELASI (Relawan SiJum Indonesia) yang tak kenal lelah menempa ikhlas. Yang berperan sebagai mesin penggerak dakwah luar biasa ini..

Saya bangga dan hormat kepada kawan-kawan semua. Saya berhutang banyak ucapan maaf dan terimakasih untuk antum sekalian.. semoga Alloh yang membalas semua kerja ikhlas kawan-kawan selama ini..

Dan juga para orang-orang baik (Donatur SiJum dimanapun berada. Yang telah berbaik sangka selama ini..

Tak henti kami bersyukur karena Alloh kirimkan orang-orang baik yang luar biasa.

Yang istiqomah mendampingi kami di saat keadaan lapang ataupun sempit.

Padahal para orang baik ini belum tentu sedang dalam kondisi berlebih.. tapi baik sangkanya kepada takdir Alloh dan kepercayaan kepada janji Alloh membuat mereka bertahan dan berjuang bersama kami terus berbagi.

Tak jarang sembari sedekah sambil menulis pesan..

"Maaf ustadz.. ini uang terakhir kami. Semoga Alloh ampuni dosa kami dan Alloh bukakan pintu rezekinya untuk kami.."

Dan itu bukan satu dua orang.

Hati antum yang begini ini yang mahal nilainya.

Wahai manusia-manusia mulia..

Maka sebagai ucapan terimakasih.

Saya mendoakan untuk antum sekalian.. RELASI MAUPUN SAHABAT BAIK SIJUM, Semoga Alloh memudahkan urusan kawan-kawan semua..

Alloh berikan ampunanNya, Alloh lapangkan rezekinya. Dijadikan berkah dan berlimpah.

Alloh tentramkan keluarganya. Dan kelak masuk surga dengan hisab yang ringan..

Minggu, 24 Juli 2022

KEUTAMAAN HARI SENIN DAN KAMIS…

 Pada hari senin dan kamis amalan-amalan hamba diangkat kepada Allah untuk dilihat dan diperiksa, oleh karena itu, dianjurkan untuk berpuasa dan memperbanyak amal shaleh, sebagaimana Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam senang berpuasa sunnah pada dua hari tersebut.

Rasulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ

“Amalan-amalan (hamba) diperlihatkan (kepada Allah) pada hari senin dan kamis, maka aku senang jika amalanku diperlihatkan (kepada-Nya) dan aku sedang berpuasa.” (HR. At-Tirmidzi: 747)

Adapun keutamaan lain di hari hari ini adalah, Rosulullah shollallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

“Pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis, maka akan diampuni setiap hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun, kecuali seseorang yang memiliki permusuhan antara dirinya dengan saudaranya. Maka akan dikatakan, “Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai. Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai. Tundalah (pengampunan dosa dan kesalahan mereka berdua), sehingga mereka berdua berdamai.” (HR. Muslim: 2565).


Saudaraku yang berbahagia, kalo kita mencermati hadits yang mulia di atas, maka kita dapati bahwa pengampunan dosa dan kesalahan pada hari senin dan kamis itu jika; orang tersebut mentauhidkan Allah Ta’ala, dan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatupun. Atau tidak bermusuhan dengan saudaranya sesama muslim.

Oleh karena itu wahai saudaraku, hilangkan permusuhan dan kebencian kepada saudaramu, terlebih di hari ini, agar kita mendapatkan keutamaan dari Allah Ta’ala dengan diampuni dosa-dosa dan kesalahan kita.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala menjadikan kita termasuk orang-orang yang mendapatkan kutamaan itu, dan mengampuni dosa-dosa dan kesalahan kita semua…


آمين يا رب العالمين

Senin, 18 Juli 2022

ADAB DALAM MENJEMPUT REZEKI

 


Islam mewajibkan umatnya mencari rezeki dengan cara halal lagi baik.

Setiap manusia diwajibkan untuk mencari rezeki demi memenuhi hajat hidup. Apalagi bagi mereka yang menjadi kepala rumah tangga.

Kewajiban ini tidak hanya berlaku secara hukum sosial. Agama juga mewajibkan seseorang untuk mencari rezeki.

Tapi ada sebagian orang yang mencari rezeki tidak dengan cara seharusnya. Mereka berpikir yang penting dapat rezeki meski harus dengan cara haram.

Rasulullah Muhammad SAW pernah bersabda tentang kaum yang menghalalkan segala cara dalam mendapatkan rezeki. diriwayatkan Bukhari.

"Akan datang suatu masa pada umat manusia, mereka tidak lagi peduli dengan cara untuk mendapatkan harta, apakah melalui cara yang halal ataukah dengan cara yang haram."

Bagi seorang Muslim, terdapat adab yang patut diperhatikan dalam mencari rezeki.

#Jangan Sampai Mencurangi Kadar Timbangan. 

Sebagian besar aktivitas mencari rezeki dijalankan melalui perdagangan atau perniagaan.

Seorang Muslim dituntut untuk jujur dalam berdagang. Dia terlarang dari perbuatan mempermainkan timbangan demi mendapat keuntungan yang besar.

Larangan ini termuat dalam Surat Al Muthaffifin ayat 1-6.

"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu yakin, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan semesta alam."



#Tidak Menjalankan Riba. 

Larangan ini terdapat dalam Surat Ali Imron ayat 130-131.

"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan. Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir."

#Tidak Mencari Rezeki Dengan Cara Bathil. 

Seperti korupsi, suap, maupun menipu. Larangan ini termaktub dalam Surat Al Baqarah ayat 188.

"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."

#Tidak Jual Beli Barang Haram Atau Berjudi. 

Hal ini seperti tercantum dalam Surat Al Maidah ayat 90-91.

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu)."

Wallahu a'lam bish-shawab.

Semoga Allah selalu memberikan petunjuknya bagi kita semua.

Mengelola Keuangan agar Hidup Berkah dan Barokah

 


“dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Rabbnya.” (QS. Al-Isra’: 26-27)

Sebagai seorang muslim, sebaiknya cara mengatur keuangan secara Islami karena islam telah menetapkan ajaran bagaimana mengatur finansial. 

Tujuan dari penetapan ini adalah agar tidak salah dalam melakukan perhitungan akan kehidupan finansialnya yang merugikan dan membuat hidup sejahtera.

#Aplikasi Metode 1-1-1

Rumus mengatur keuangan dari sahabat nabi, Salman Al Farisi. Diriwayatkan bahwa beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham untuk digunakan sebagai modal membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham. Kemudian, pendapatannya tadi dibagi menjadi: 
1 dirham untuk keperluan keluarganya, 
1 dirham untuk sedekah dan sisanya 1 dirham untuk digunakan sebagai modal kembali.

Metode ini bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dengan membagi tiga pendapatan yang diperoleh. 1/3 untuk digunakan kebutuhan sehari-hari, 1/3 untuk bersedekah dan sisanya untuk keperluan modal lagi.

#Sisihkan Untuk Modal

Diriwayatkan oleh Ibrahim Al Harbi dalam Ghorib Al Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman, bahwa “Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berdagang dalam mencari nafkah. Maka dianjurkan untuk menyisihkan pendapatan yang diperoleh dari berdagang untuk modal kembali. 
Jangan sampai uang hasil berdagang digunakan semuanya untuk membeli kebutuhan konsumtif.

Bagi orang yang tidak berdagang, mereka dapat menyisihkan sebagian dari gaji bulannya untuk nantinya membuka usaha yang akan menambah pendapatan. Atau, digunakan sebagai modal investasi.



#Sisihkan Untuk Modal

Diriwayatkan oleh Ibrahim Al Harbi dalam Ghorib Al Hadits dari hadits Nu’aim bin ‘Abdirrahman, bahwa “Sembilan dari sepuluh pintu rejeki ada dalam perdagangan”

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berdagang dalam mencari nafkah. Maka dianjurkan untuk menyisihkan pendapatan yang diperoleh dari berdagang untuk modal kembali. 
Jangan sampai uang hasil berdagang digunakan semuanya untuk membeli kebutuhan konsumtif.

Bagi orang yang tidak berdagang, mereka dapat menyisihkan sebagian dari gaji bulannya untuk nantinya membuka usaha yang akan menambah pendapatan. Atau, digunakan sebagai modal investasi.

#Menabung Sesuai Ajaran Islam

“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” 
(H.R Bukhari)

Kamu pasti sering mendengar hadist riwayat di atas. Lalu, apakah sudah diterapkan dalam mengatur keuangan sehari-hari? Menabung sangat dianjurkan sebagai modal kebaikan masa depan.

#Jauhi Sikap Boros

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.” (QS. Al-Furqon :67)

Sikap boros sangat tidak dianjurkan dalam segala hal, Islam melarang seseorang dalam berbelanja berlebih-lebihan. Karena akan menimbulkan sifat konsumtif dalam diri yang sangat merugikan.

Belilah segala kebutuhan sesuai dengan kadarnya, tidak kurang dan tidak lebih. Hindari juga membeli segala sesuatu yang tidak diperlukan.

#Rutinkan Sedekah

Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian. 
(Al-Wasail 6: 255, hadis ke 11)

Selain itu, Allah juga menjanjikan untuk menambah harta yang didapat dengan bersedekah Lewat bersedekah berarti Anda bersyukur atas nikmat yang diperoleh.

#Hindari Berutang

"Barangsiapa utang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu; tetapi barangsiapa mengambilnya dengan Niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia." 
(Riwayat Bukhari)

Utang memang kadang kala menjadi penyelamat finansial di saat darurat. Namun, kenyataannya dalam Islam tidak dianjurkan untuk berutang jika tidak benar-benar membutuhkan. Artinya, jika Anda masih bisa berusaha untuk membayar sesuatu, jangan lah berutang.

Jika terpaksa berutang kepada seseorang, wajib hukumnya untuk melunasi. Hal ini dilakukan karena dalam Islam perihal utang menyangkut dunia dan akhirat. Bahkan, saat seseorang meninggal dalam keadaan berutang, ahli warisnya wajib untuk melunasinya.

#Hemat dan Berkah

Mulailah untuk mencoba mengaplikasikan tips mengatur menurut ajaran Islam ke dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, keuangan Anda akan menjadi lebih teratur dan terhindar dari kerugian finansial. Selain itu, hidup juga semakin berkah.