Kamis, 13 Oktober 2022

KETIKA AIR MATA SITI AISYAH RA. JATUH KEWAJAH NABI MUHAMMAD SAW. Part 2

 


Ketika tukang memandikan menuangkan air ke mayatnya, sang 

Ruh berteriak keras dengan teriakan yang didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia, “Hai tukang memandikan, demi Allah, janganlah engkau menuangkan air yang panas, jangan pula engkau tuangkan air yang terlalu dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar saat dicabutnya nyawaku!!”

Ketika tukang memandikan mulai menggosok tubuhnya, lagi-lagi sang Ruh berteriak “Wahai tukang memandikan, demi Allah, janganlah memegang tubuhku terlalu keras, sungguh jasadku telah terluka sebab keluarnya nyawaku!!”

Ketika selesai memandikan dan jasadnya diletakkan pada kain kafan, dan mulai diikat di bawah kakinya, sang Ruh berseru lagi  “Demi Allah wahai tukang memandikan, janganlah engkau ikat terlalu erat pada kepalaku, agar masih terlihat wajah-wajah keluargaku, anak-anakku, dan kerabat-kerabatku lainnya. Karena saat ini terakhir kali aku bisa melihat mereka, aku tidak akan melihatnya lagi hingga hari kiamat tiba!!"

Ketika dikeluarkan dari rumahnya dan diletakkan di dalam keranda, sang Ruh berseru lagi, “Demi Allah, wahai para pengantarku, janganlah tergesa-gesa membawaku pergi sehingga aku berpamitan kepada rumahku, keluargaku, kerabatku, dan harta-hartaku. Aku tinggalkan istriku menjadi janda, anak-anakku menjadi yatim, karena itu janganlah kalian menyakiti mereka. Biarkanlah aku sesaat untuk mendengarkan suara keluarga ku, anak² ku, dan kerabat²ku, karena aku akan berpisah hingga saat kiamat tiba!!"

Ketika kerandanya dipikul dan keluar tiga langkah dari rumahnya, lagi² sang Ruh berseruh, "Hai para kekasihku, saudara²ku, anak²ku, janganlah kalian terbujuk oleh dunia, sebagaimana dunia telah memperdayai aku, janganlah kalian dipermainkan oleh jaman, sebagaimana ia mempermainkan aku. Ambillah ibarat (hikmah) dari ku, sesungguhnya aku meninggalkan untuk ahli warisku, apa yang aku kumpulkan, dan aku tidak membawa (manfaat) apapun dari dunia (harta) yang ku tinggalkan, bahkan Allah akan mnghisabku, Engkau bersenang² dengannya (harta peninggalan ku itu) dan kalian tidak mendoakan aku!!"

Sungguh nasehat yang sangat berharga, semua seruan dan teriakan Ruh tersebut bisa didengar oleh seluruh makhluk, namun sayang ternyata jin dan manusia tidak bisa mendengarnya. Padahal justru dua jenis makhluk itulah yang sebenarnya bisa memperoleh banyak manfaat dan pengajaran, jika saja bisa mendengar dan memahami seruan sang Ruh.

Ketika jenazahnya disholatkan dan sebagian orang lainnya meninggalkan masjid atau musholla, sang Ruh berseruh lagi, "Demi Allah, wahai saudarak²ku, aku tahu bahwa orang mati akan dilupakan oleh orang ² yang masih hidup, akan tetapi janganlah kalian cepat² pulang sebelum kalian melihat tempat tinggal ku.

Sesungguhnya aku tahu bahwa wajah mayat itu lbih dingin, daripada air yang sangat dingin bagi orang² yang masih hidup, tetapi janganlah kalian terlalu cepat pulang meninggalkan aku sendirian!!"

Ketika jenazanya diletakkan di sisi kuburnya, dan kemudian di turunkan ke liang lahad, sang Ruh berseruh untuk yang terakhir kalinya, "Demi Allah wahai saudara²ku dan para pngantar ku, sesungguhnya aku mendoakan kalian semua, akan tetapi kenapa kalian tidak mau mendoakan aku? Wahai ahli warisku, tidaklah aku kumpulkan harta dunia kecuali aku tinggalkan untuk kalian, maka ingatlah kalian kepada ku, dan buatlah kebaikan, setelah aku mengajarkan kalian membaca al-qur'an dan tata-krama (adab) hendaklah kalian jangan lupa mendoakan aku!!"


Alhamdulillah End

Itulah kisah Ruh yang meninggalkan jasad karena datangnya kematian. kita harus ingat bahwa Allah SWT berfirman yang artinya: "setiap yang bernyawa akan merasakan kematian, kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan, sebagai cobaan. Dan kamu akan kembali hanya kepada kami".

(QS.Al-anbiya [21]:ayat 35)

Barakallahu fiikum


KETIKA AIR MATA SITI AISYAH RA. JATUH KEWAJAH NABI MUHAMMAD SAW. Part 1


 Suatu ketika Nabi Muhammad Rasulullah ﷺ mendatangi rumah istri kesayangan beliau Al Khumaira Aisyah Ra. Melihat kedatangan beliau, Aisyah yang sedang duduk bersila ingin bangkit menyambut, tetapi Rasulullah ﷺ bersabda, “Duduklah saja pada tempatmu,wahai Ummul mukminin, tidak perlu engkau berdiri”.

Nabi ﷺ menghampiri aisyah dan kemudian berbaring terlentang dengan berbantalkan pangkuannya, tampak sekali kemanjaan dan kasih sayang beliau kepada Aisyah, sepertinya pada hari itu Rasulullah ﷺ sangat lelah sehingga tidak lama berselang beliau telah tertidur, Aisyah memandangi wajah beliau dengan kasih sayang dan kekaguman

Tanpa disadari jari jemarinya mengurai jenggot rasulullah ﷺ dan Aisyah menemukan sembilan belas rambut jenggot yang telah memutih (beruban).

 Tiba-tiba saja tersirat dalam hatinya, “Sesungguhnya beliau akan keluar dari dunia (meninggal) sebelum aku, dan tinggallah umat Islam dalam keadaan tanpa Nabi” , merasakan kenyataan seperti itu, Aisyah jadi bersedih lalu menangis, air matanya mengalir kepipi dan menetes jatuh mengenai wajah Rasulullah ﷺ sehingga beliau terbangun, dengan heran beliau bertanya, “Apa yang membuatmu menangis, wahai ummul mukminin”

Aisyah menceritakan perasaan sedih dan ketakutan yang dialaminya tentang kelak akan ditinggalkan oleh beliau untuk selamanya, mendengar cerita Aisyah Ra. tersebut Nabi ﷺ hanya tersenyum mendengarnya, beliau mengatakan “Wahai Aisyah, keadaan apakah yang sangat menyusahkan bagi seseorang (yakni bagi ruh nya) ketika ia menjadi mayat?”

Aisyah berkata, “Katakanlah padaku,  Ya Rasulullah”

Beliau menjawabnya “Engkau saja yang mengatakannya dahulu”

Aisyah sejenak berfikir, kemudian ia berkata, “Tidak ada yang menyusahkan atas diri mayit kecuali ketika ia diusung ke luar rumah menuju kuburnya, anak-anak yang ditinggalkannya akan berduka dan berkata : "Wahai ayah, wahai ibu." Begitu juga orang tuanya akan berkata : "Wahai anakku, wahai anakku."

Nabi ﷺ bersabda, “Hal itu memang terasa akan pedih, tetapi ada yang lebih pedih daripada itu”

Aisyah berkata lagi “Tidak ada yang lebih berat bagi mayit kecuali ketika ia dimasukkan ke dalam liang lahad dan ia dikubur di bawah tanah, anak dan orang tuanya, kerabat dan kekasihnya akan meninggalkannya pulang. Mereka membiarkannya sendirian beserta amal perbuatannya. Menyerahkan urusannya kepada Allah, kemudian setelah itu datanglah malaikat munkar dan nakir ke dalam kuburnya"

Beliau bersabda lagi “Apa lagi yang lebih berat dari apa yang engkau katakan itu?”

Akhirnya Aisyah menjawab, “Allah dan Rasul-NYA yang lebih mengetahui”

Maka Nabi ﷺ  mengatakan “Wahai Aisyah, sesungguhnya saat yang paling berat (paling menyedihkan) bagi mayat adalah, ketika tukang memandikan masuk ke dalam rumahnya, untuk memandikan mayatnya"

Kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut, bahwa ketika tukang memandikan itu melepas cincin (atau perhiasan lainnya) dari tubuhnya, melepas pakaian pengantin (atau pakaian lainnya) dari badannya, melepaskan sorban para Syaikh dan Fuqoha dari kepalanya. Ketika itulah sang Ruh berseru saat melihat tubuhnya yang telanjang, seruan yang bisa didengarkan oleh seluruh mahluk kecuali jin dan manusia, “Wahai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu, agar engkau melepaskan pakaianku (dan lain-lainnya) dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku tengah beristirahat dari sakitnya dikeluarkannya nyawaku oleh malaikat maut!!”

Rabu, 12 Oktober 2022

MAULID NABI MUHAMMAD SAW


 Umat Islam memperingati Maulid Nabi atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal.

Sejarah Maulid Nabi merupakan perjalanan penting dalam kehidupan Rasulullah dan juga agama Islam.

Nabi Muhammad lahir dari ibu bernama Aminah dan ayah bernama Abdullah. Menurut riwayat, Nabi Muhammad lahir di Makkah pada hari Senin, 12 Rabiul Awal pada tahun pertama sejak peristiwa tentara bergajah atau Amul Fiil atau tahun 571 kalender Romawi. Pendapat lain juga menyebut Nabi lahir pada 9 Rabiul Awal. Namun, pendapat yang terkenal adalah pada 12 Rabiul Awal. Hal ini sesuai dengan Hadis Riwayat Muslim.

"Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam pernah ditanya mengenai puasa pada hari Senin, lantas beliau menjawab, hari Senin adalah hari aku dilahirkan," Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang yatim. Ayahnya meninggal saat belum genap berusia 3 tahun.

Saat Nabi lahir, tak ada yang mau menyusuinya karena tergolong miskin. Namun, seorang ibu bernama Halimah Sa'diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar.

Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang yatim. Ayahnya meninggal saat belum genap berusia 3 tahun.

Saat Nabi lahir, tak ada yang mau menyusuinya karena tergolong miskin. Namun, seorang ibu bernama Halimah Sa'diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar.

Nabi Muhammad tumbuh sebagai seorang yatim. Ayahnya meninggal saat belum genap berusia 3 tahun.

Saat Nabi lahir, tak ada yang mau menyusuinya karena tergolong miskin. Namun, seorang ibu bernama Halimah Sa'diyah dengan ikhlas mau menyusui Muhammad meski ASI-nya sulit keluar.

Keikhlasan Halimah pun diberi balasan oleh Allah Swt. Keledai kurus milik Halimah menjadi berisi dan ASI-nya kembali lancar. Ustaz Yusuf Mansyur memaknai salah satu kisah dalam Sejarah Maulid Nabi ini dengan, siapa pun yang dekat kepada Nabi Muhammad akan diberi kelancaran mengarungi kehidupan.

"Dari kisah ini, dapat diambil hikmah bahwa siapa saja yang dekat dengan Nabi akan diberi kemudahan, rezeki ngalir terus," kata Yusuf

Nabi Muhammad lalu menerima wahyu pertama pada saat berusia 40 tahun di Gua Hira. Nabi memiliki empat sifat yakni benar, dapat dipercaya, menyampaikan, dan cerdas.

Rasulullah meninggal dalam usia 63 tahun pada hari Senin di bulan Rabiul Awal. Nabi Meninggal setelah sakit selama 12 hari.

Sejarah Maulid Nabi atau Kelahiran Nabi dapat dijadikan momentum untuk mendekatkan diri kepada Rasulullah dengan meneladani kisah dan sifat-sifat Rasulullah.

Mengenal Sang Kekasih #4

 


Di zaman sekarang ini, betapa banyak umat Islam di dunia mereka melalaikan keindahan dan kerapian dirinya. Betapa banyak dari kita yang hanya berfokus pada urusan akhirat namun melupakan urusan dunia, apakah itu yang diajarkan Rasulullah? Rasulullah sejatinya mengajarkan keseimbangan antara dunia dan akhirat, Rasulullah tidak melarang hidup nikmat, Rasulullah tidak melarang memakai perhiasan atau pakaian yang bagus, Rasulullah juga tidak melarang memperindah diri, namun betapa melencengnya kita dari sunnah yang satu ini, yang bahkan beberapa orang tak sadar akan adanya sunnah yang satu ini.

Jika kita menilik pada sejarah, kepada ciri-ciri fisik Rasulullah, maka akan terlihat bahwa dalam hidupnya Rasulullah sangat menjaga badannya, suka berolahraga, memperhatikan makanan, dan menjaga penampilan dirinya.

Tercatat, jika kita membicarakan sosok Rasulullah, dikatakan bahwa Rasulullah adalah seorang pria dengan badan yang tegak, tegap, dan kekar. Dada beliau besar dan lebar dan terlihat bidang, perut beliau dideskirpsikan oleh para sahabat bak batu yang ditumpuk-tumpuk yang menunjukkan kekerasan perutnya dan bentuknya yang sekarang disebut six-pack. Kedua bahunya lebar dan berisi, kedua bahunya keras dan terlihat tangguh dari kejauhan, di tulang belikatnya, di belakang bahunya ada Khatamun Nubuwwah atau stempel kenabian.

Stempel kenabian ini bentuknya seperti benjolan di tubuh yang sebesar telur burung puyuh yang terdapat beberapa rambut disana, tanda ini adalah stempel para nabi dan stempel ini terletak di punggung sebelah kiri Rasulullah. 

Sementara tangan beliau itu terlihat sangat kokoh dan sangat kuat, kedua telapak tangan beliau terasa lembut bagaikan bantal dan kedua tangannya selalu terasa dingin bagi siapapun yang memegangnya. Rasulullah juga selalu menjaga kukunya agar selalu tertata rapi dan bersih namun sayang, justru kita malah senang memanjangkannya.

Terlihat dari fisiknya, bahwa Rasulullah adalah gambaran lelaki sejati, lelaki yang jantan baik dari dalam maupun dari luar, maka hendaknya bagi kita yang "cinta", "mengidolakan", "mengagumi" beliau untuk mengikuti dan menerapkan jalan hidupnya juga, bukan hanya lip service, atau hanya ucapan belaka.

Berdoa Dikala Lapang


 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ

“Barangsiapa yang suka Allah mengabulkan doanya ketika susah dan menderita, maka hendaknya ia memperbanyak doa ketika lapang.” (HR. Tirmidzi, Shahihul Jami’ no. 6290)

Penjelasan:

1. Manusia cenderung banyak berdoa ketika ia mengalami kesulitan dan ia tidak banyak berdoa ketika ia dalam kondisi lapang; ini yang membuat doa tidak dijawab karena terkesan hanya membutuhkan Allah saat ia sulit.

2. Tetaplah berdoa walau dalam keadaan lapang karena engkau bisa memperbanyak syukur, sebab dalam doa tidak mesti tentang permintaan, hal itu bisa juga waktu untuk mengungkapkan rasa syukur atas segala nikmat yang diperoleh.

3. Syaikh Ali Al-Qari menjelaskan bahwa hadits ini menujukkan “ciri khas” seorang mukmin, beliau berkata,

4.                                   ﻣِﻦْ ﺷِﻴﻤَﺔِ ﺍﻟْﻤُﺆْﻣِﻦِ ﺍﻟﺸَّﺎﻛِﺮِ ﺍﻟْﺤَﺎﺯِﻡِ ﺃَﻥْ ﻳَﺮِﻳﺶَ ﻟِﻠﺴَّﻬْﻢِ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺮَّﻣْﻲِ، ﻭَﻳَﻠْﺘَﺠِﺊَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ ﻗَﺒْﻞَ ﻣَﺲِّ ﺍﻟِﺎﺿْﻄِﺮَﺍﺭِ

“Di antara ciri khas seorang mukimin yaitu sering bersyukur dan ‘memperhatikan panah sebelum melepaskannya’, kembali kepada (mengingat) Allah sebelum padanya tertimpa kesulitan.” (Mirqatul Mafatih 4/1531)

5. Allah sangat suka disapa hamba-Nya baik ketika senang ataupun saat sulit, dan orang yang hanya berdoa ketika sedang terkena musibah, maka sekan-akan ia hanya mengenal Allah ketika sulit.

Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﺗَﻌَﺮَّﻑْ ﺇﻟَﻰ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓِﻲ ﺍﻟﺮَّﺧَﺎﺀِ ﻳَﻌْﺮِﻓُﻚ ﻓِﻲ ﺍﻟﺸِّﺪَّﺓِ

“Kenalilah (ingatlah) Allah di waktu senang pasti Allah akan mengingatmu di waktu sempit.” (HR. Tirmidzi)

Perhatikan bagaimana Allah menolong Nabi Yunus alaihissalam dalam berbagai kesusahan di dalam perut ikan, dalam kegelapan dan di tengah ganasnya lautan. Allah menolong Nabi Yunus 'alaihissalam karena beliau sering mengingat Allah di waktu lapang

Allah berfirman,

فَلَوْلَا أَنَّهُ كَانَ مِنَ الْمُسَبِّحِينَ – لَلَبِثَ فِي بَطْنِهِ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ

“Maka kalau sekiranya dia (sebelumnya) tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (kiamat).” (QS. Ash Shaaffaat: 144).

6. Orang yang selalu berdoa dalam setiap keadaan maka ia tidak pernah merugi walau Allah belum mengabulkan permohonannya.

عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»

“Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga perkara: 

(1) baik dengan disegerakan baginya (pengabulan doanya) di dunia atau, 

(2) dengan disimpan baginya (pengabulan doanya) di akhirat atau, 

(3) dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya.”

Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa?” Beliau menjawab, “Allah lebih banyak (pengabulan doanya).". (HR. Ahmad, Shahih At Targhib wa At Tarhib, no. 1633).

Selasa, 11 Oktober 2022

HATI YANG BENING


 Suatu ibadah yang sangat bernilai di sisi Allah, tapi sedikit wujudnya di tengah-tengah manusia… Dialah “hati yang bening..”

Sebagian dari mereka ada yang mengatakan, “Setiap kali aku melewati rumah seorang muslim yang megah, aku mendo’akannya agar diberkahi..”

Sebagian lagi berkata, “Setiapkali kulihat kenikmatan pada seorang Muslim (mobil, proyek, pabrik, istri sholihah, keturunan yang baik), aku mendo'akan: ‘Ya Allah, jadikanlah kenikmatan itu penolong baginya untuk taat kepada-Mu dan berikanlah keberkahan kepadanya..’

Ada juga dari mereka yang mengatakan, “Setiapkali kulihat seorang Muslim berjalan bersama istrinya, aku berdo’a kepada Allah, semoga Dia menyatukan hati keduanya di atas ketaatan kepada Allah..”

Ada lagi yang mengatakan, “Setiapkali aku berpapasan dengan pelaku maksiat, kudo'akan dia agar mendapat hidayah..”

Yang lain lagi mengatakan, “Aku selalu berdo’a semoga Allah memberikan hidayah kepada hati manusia seluruhnya, sehingga leher mereka terbebas (dari neraka), begitu pula wajah mereka diharamkan dari api neraka..”

Yang lainnya lagi mengatakan: “Setiapkali hendak tidur, aku berdo'a: ‘Ya Robb-ku, siapapun dari kaum Muslimin yang berbuat zholim kepadaku, sungguh aku telah memaafkannya, oleh karena itu, maafkanlah dia, karena diriku terlalu hina untuk menjadi sebab disiksanya seorang muslim di neraka..’

Itulah hati-hati yang bening. Alangkah perlunya kita kepada hati-hati yang seperti itu.

Ya Allah, jangan halangi kami untuk memiliki hati seperti ini, karena hati yang jernih adalah penyebab kami masuk surga..

Suatu malam, Hasan Bashri berdo’a, “Ya Allah, maafkanlah siapa saja yang menzholimiku”… dan ia terus memperbanyak do’a itu..!

Maka ada seseorang yang bertanya kepadanya, “Wahai Abu Sai’d… Sungguh, malam ini aku mendengar engkau berdo'a untuk kebaikan orang yang men-zholimimu, sehingga aku berangan-angan, andai saja aku termasuk orang yang men-zholimimu, maka apakah yang membuatmu melakukannya..?

Beliau menjawab: “Firman Allah (yang artinya):

“Barangsiapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya kembali kepada Allah..” [Q.S. Asy-Syuuro: 40]

[Kitab Syarah Shohih Bukhori, karya Ibnu Baththol, 6/575-576]

Sungguh, itulah hati yang dijadikan sholih dan dibina oleh para pendidik dan para guru dengan berlandaskan Al-Qur’an dan as-Sunnah. Maka, selamat atas surga yang didapatkan oleh mereka.

Janganlah engkau bersedih meratapi kebaikanmu. Sebab jika di dunia ini tidak ada yang menghargainya, yakinlah bahwa di langit ada yang memberkahinya.

Hidup kita ini bagai bunga mawar. Padanya terdapat keindahan yang membuat kita bahagia, namun padanya juga terdapat duri yang menyakiti kita.

Apapun yang ditakdirkan menjadi milikmu akan mendatangimu walaupun engkau lemah..!

Sebaliknya apapun yang tidak ditakdirkan menjadi milikmu, engkau tidak akan dapat meraihnya, bagaimanapun kekuatanmu..!

Segala puji bagi Allah atas segala nikmat, karunia, dan kebaikan-Nya. Semoga Allah menjadikan hari-harimu bahagia dengan segala kebaikan dan keberkahan.

Mengenal Sang Kekasih #3


 Setelah pembahasan rambut telah usai, anggota tubuh yang ada di bagian tubuh teratas selanjutnya adalah kepala. Kepala adalah bagian penting bagi tubuh manusia, dengannya lah manusia dikenal dan padanya lah kehormatan manusia ditempatkan. 

Kepala beliau SAW sangatlah indah dan proporsional, wajahnya menyiratkan ketegasan dan ketampanan fisik tertinggi, wajahnya tidak terlalu bulat dan tidak pula tajam bagai pedang, dahinya lebar lagi bersih, kedua matanya terbuka dengan jelas sementara hitam diwarnanya berwarna hitam pekat dan putihnya sebersih susu sehingga sahabat bisa melihat pantulan diri mereka di mata beliau. 

Bulu mata beliau panjang dan lentik sementara kedua alis beliau tebal dan melengkung bagaikan busur panah yang indah. Hidung beliau mancung dengan elegan dan dibawah hidungnya terdapat kumis tipis yang selalu beliau rawat yang bersambung dengan janggut yang tebal dan panjang yang membuat penampilan beliau sangat majestik dan berwibawa, tak ada uban di rambut-rambutnya kecuali di beberapa tempat di bawah bibir dan pelipis beliau.

Senyumannya membelah langitan, putihnya mengalahkan putihnya susu, sementara kokohnya mengalahkan kokohnya karang. Di gigi depannya terdapat pemisah yang membuat senyumnya menjadi manis.

Leher beliau panjang serta kokoh, leher yang menampakkan kepemimpinan yang sesungguhnya, namun ia tertutupi oleh janggutnya yang panjangnya menyentuh dada beliau yang bidang.

Wajah beliau tampan mengalahkan ketampanan Yusuf, namun beliau tak memiliki masalah sebagaimana Yusuf karena wibawa yang telah Allah tempatkan di wajah beliau. Wajahnya yang indah membuat siapapun tersihir dengan dirinya, bahkan orang-orang kafir di zaman itu tak perlu mendengar ceramah sang nabi untuk mengetahui kebenaran dan kejujurannya, karena wajah beliau telah menampakkan kebenaran dan kejujuran dengan sendirinya. Selain ketampanan, wajah beliau juga dikenal sebagai wajah yang sangat mudah untuk menampakkan ekspresi, sehingga para sahabat bisa tau dengan jelas, apa-apa saja yang membuat beliau senang, marah, sedih, suka dan tidak suka.

Wahai muslim, bayangkanlah keindahan sang kekasih dalam diri kalian, timbulkanlah rasa rindu dalam hati untuk bertemu dengannya, dan berdoalah selalu agar bisa dikumpulkan bersama beliau, karena mata yang tak pernah menangis, dan hati yang tak pernah bergetar karena rindu kepada sang kekasih, tidak berhak untuk bersanding bersamanya. Namun tangisan dan kerinduan hati bukanlah jalan satu-satunya, karena jalan paling utama ialah memperbanyak shalawat kepadanya dan menghidupi sunnah-sunnahnya.